Senin, 13 Mei 2013

Isu Penganiayaan Santri, Ponpes Diamuk Massa


WONOGIRI, (TRIBUNEKOMPAS)  
By: Wiwik Priyanto.  

-  Dipicu oleh isu kemunculan kasus ada santriwati yang dianaiaya ustadz-nya, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ibanah, diamuk massa. Ratusan warga, melempari bangunan Ponpes yang berlokasi di Gunung Wijil Cangkringan, Lingkungan Dangkrang RT 1/ RW 5 Kelurahan dan Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri.

Akibat amuk massa yang melempari batu ke bangunan Ponpes, menyebabkan puluhan genting atapnya
pecah, demikian halnya kaca jendela dan pintu kacanya pada pecah. Upaya untuk membakar bangunan
Ponpes, mampu diurungkan setelah para petugas keamanan dan Muspika serta pamong desa, turun ke
lokasi untuk berusaha meredam amukan massa.

Kasus amuk massa ini, berlangsung Sabtu malam (11/5) lalu. Ratusan warga mendadak mengamuk, setelah
mendapati salah seorang santri wanita, Khoirunnisa (13), menangis di kegelapan malam di tepi jalan.
Saat ditanya warga, Khoirunnisa, mengaku telah dianiaya oleh ustadznya. Gara-gara tidak mau mengaji,
dia dimasukkan kamar mandi, diguyuri air, dicakar wajahnya dan dianiaya.

Untuk melepaskan dari tindak penganiayaan, korban berupaya melarikan diri dari Ponpes. Korban juga menuturkan beberapa hari lalu, dia dipukuli pakai rotan. Penuturan tentang deritanya ini, telah memancing emosi massa yang mendadak menjadi marah. Mereka kemudian mengamuk dengan melempari bangunan Ponpes. Jumlah massa mencapai ratusan orang, sehingga untuk mengendalikannya, pihak Muspika Kecamatan Purwantoro meminta bantuan pasukan Dalmas dari Polres Wonogiri.

Sebelum melakukan amuk massa, sebagian masyarakat peduli menolong Koirunnisa untuk diamankan
ke Kantor Kecamatan Purwantoro, dan kemudian diantarkan ke Kantor Polsek setempat. Selama terjadi
amukan massa, aliran listrik di Ponpes dimatikan. Pengasuh Ponpes, Muhyidin, berupaya memimpin doa
dan berdzikir bersama para santrinya.

Dari dalam bangunan Ponpes, diteriakkan agar amukan massa dihentikan, karena mengancam
keselamatan 38 santri pria dan 38 santri wanita bersama para pengasuh yang memiliki bayi. Bersamaan
itu, secara diam-diam pihak pengasuh Ponpes berupaya mengungsikan para santrinya melalui pintu
belakang, menuju ke masjid dan ke rumah tetangga sebelah yang dirasa aman.

Ponpes Al Ibanah, berdiri sekitar 4 tahun lalu, dengan menampung para santri yang datang dari
Kabupaten Demak, Sragen, Surakarta, Wonogiri (Jateng) dan dari Kabupaten Pacitan dan Ponorogo
(Jatim). Beberapa waktu lalu, ulah para santri Ponpes pernah diprotes warga, ketika berlatih memanah
dan anak panahnya menyasar ke pagar dan pekarangan tetangga.

Camat Purwantoro, Khamid Wijaya SSos MM bersama Muspika, berupaya meredam kemarahan
massa, dan mengundang perwakilan massa untuk diajak bermusyawarah. Massa menghendaki Ponpes
Al Ibanah ditutup, karena keberadaannya dinilai meresahkan warga sekitarnya. Pengasuh Ponpes
Muhyidin, membantah menganiaya santri.

Kapolres Wonogiri, AKBP Dra Tanti Septiani, Minggu (12/5), menyatakan, untuk sementara kegiatan
Ponpes dihentikan untuk non-aktif dulu. Para santrinya dipulang ke rumah orang tuanya masing-masing.
Belum diketahui siapa terduga tersangka pelakunya.

''Kami berupaya menangani kasus ini, dengan memeriksa keterangan dari para saksi,'' tegas Kapolres. Untuk sementara, amukan massa berhasil dihentikan dan situasinya sudah terpulihkan kembali tenang dan aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar