Rabu, 18 Juni 2014

Dolly Ditutup, Ini Kisah Masa Kecil Warga Sekitar

SURABAYA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Wardi.

-Lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur ditutup hari ini. Meski ada penentangan, pemerintah kota Surabaya tetap akan menutup pusat prostitusi yang sudah ada sejak zaman Belanda tersebut. Penutupan ini disambut baik oleh banyak orang termasuk seorang pengguna Twitter bernama Bintang Janitra.

Lewat akun @libbi2001, Bintang mengisahkan tentang masa kecilnya yang hidup tak jauh dari gang Dolly pada Selasa 17 Juni 2014. Cuitan Janitra kemudian di re-tweet oleh Fahira Idris melalui akun Twitternya @fahiraidris. "Rumahku tak jauh dr tempat itu, masih tercoret di ingatan, bagaimana tempat itu merampas kanak2ku dan teman2 sebayaku," tulis Janitra di awal cuitnya.

Dia bercerita, setiap sore saat masih kecil dia bermain layang-layang di kuburan Dolly. Mau tidak mau dia harus melewati lokalisasi yang disebutnya sebagai 'mall mesum' itu. Di gank-gank kecil Dolly ibu-ibu menawarkan tubuh mereka. Begitu senja tiba, 'mall' itu sedikit berdandan. "Ditambah remaja2 yg lg menuang miras, batin kami menggerutu, inikah nanti yg akan kami lakukan jika sudah dewasa..?" tulis Janitra.

Dia mengaku beruntung masa kecilnya tak terperosok dalam kehidupan Dolly lebih jauh. Orang tua memasukan dia ke pondok pesantren. Tapi teman-temannya? Dolly telah meracuni teman-teman mereka.

Sembilan tahun kemudian, Janitra menemui teman-temannya yang jadi calo di Dolly. Dia berusaha agar teman-temannya bisa keluar dari kehidupan tempat pelacuran terbesar di Asia tenggara itu. Keinginan itu tiba saat kakak janitra membuka konveksi hasil kerja sama dengan rekanan dari Yaman. Dia pun meminta teman-temannya pindah kerja. Tak semua temannya setuju. Hanya tiga dari enam temannya yang ikut. Mereka belajar menjahit. Janitra pun pindah ke Yaman.

Bagi dia, Dolly adalah racun bagi anak-anak di sana. Janitra menggugat pendukung keberadaan Dolly dengan alasan untuk mencari nafkah."Apakah tidak ada pekerjaan lain untuk sekedar makan..? Hingga mengorbankan anak2 keracunan jiwanya," tulis dia.

Bagi Janitra, tak adil jika PSK bekerja demi keluarga, sementara keluarga lain kehilangan harapan atas anak-anak mereka. "jujur, sulit bagi anak2 untuk tidak keracunan klau tiap berangkat dan pulang sekolah di suguhi pemandangan mesum," tulis Janitra di akhir kultwitnya.

Penutupan lokalisasi Dolly ini sempat mengalami tarik-ulur di kalangan pemerintah setempat dan warga sekitar. Namun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani tetap dalam keputusannya untuk menutup lokalisasi yang pertama kali didirikan oleh Dolly van der Mart ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar