Jumat, 20 April 2012

Anak Petani yang Menjadi Pengusaha Batik

WONOGIRI, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Wiwik Priyanto.

- Para
ibu-ibu rumah tangga terutama dari Dusun Semin Desa Widoro dan berbagai desa di Kecamatan Sidoharjo terlihat asik membatik di salah satu rumah di Dusun Semin, dilihat Dari cara membatik, ibu ibu tersebut sudah terbiasa dalam mencanting. Ada satu yang sudah lPropesional dalam mencanting yaitu warga asli Laweyan Solo yang sudah berdomisili di Desa Widoro. Sekitar satu Bulan ibu ibu tersebut membatik namun sudah menghasilkan.

Satu hari saja bias menghasilkan i 15 kain batik . dengan harga per potong Rp 150.000 sampai Rp 1 juta perpotong sedangkan jumlah pekerja di kelompok Dusun Semin sudah mencapai 70 orang antara lain pembuat desain, pecanting, pewarna, pencuci, penjemur, hingga sampai penjahit bila ada pesanan yang meminta kain batik langsung dijahit. bila ada pemesan yaitu. motif khusus, yaitu motif jambu mete menjadi ciri khas andalan batik dari Dusun Semin Widoro. Motif tersebut yang akan diusulkan kepada PemkabWonogiri agardapat menjadi pakaian dinas pegawai Pemkab Wonogiri Awalnya pemilik Perusahakan Batik Suparna menyekolahkan satu warga Perusahakan di Solo untuk belajar dan menekuni cara bagaimana cara membatik yang baik.

Setelah pandai dan mahir , ibu tersebut kembali ke Widoro dan mulai mengajar membatik Warga Widoro dan sekitarnya sekitar kurang lebih tiga bulan dan sudah efektif baru satu bulan ini Perusahakan kami bias memproduksi sendiri.," jelas Suparno (42) warga Desa Widoro yang sukses membawa nama Desa Widoro menjadi Desa pembuat batik unggulan saat ini Suparna berusaha membangun daerahnya.Sedangkan Pemakai kain-kain batik buatan Suparna justru dari kalangan pejabat eksekutif (departemen) di Jakarta. Pesanan tersebut bahkan sudah mulai memesan terutama dari Bandung Surabaya, Manado.

"Motif batik tersebut bahkan sudah dilirik pengusaha dari Malaysia tetapi tidak kami tanggapi. Saya ingin membuat warga di sini agar mendapat penghasilan selain bercocok tanam [petani] dan sekaligus untuk membangun Wonogiri pada umumnya. itu Sudah cita cita saya,dari kecil jika suatu saat nanti saya berhasil saya akan membangun daerah saya Dusun Semin Desa Widoro ini Dalam waktu dekat ini saya bekerjasama dengan Pemkab Wonogiri agar Batik motif jambu mete bias menjadi pakaian dinas Pemkab Wonogiri," jelas pengusaha otomotif dan juga Juragan Bakso di Jakarta yang sudah malang melintang berbagai Daerah di Indonesia ini sejak 1989 itu. Suparna sangat peduli kepada para ibu ibu yang dengan tekun mau belajar.

Saat ini Suparna tidak memikirkan untung dan ruginya dari hasil penjualan batik-batik tersebut. Yang terpenting dirinya bagaimana bisa mendatangkan menghasilkan uang dan juga bisa untuk menyejahterakan para pekerjanya Sedangkan Suparna juga membebaskan pekerjanya bila tidak selesai mencanting bisa dikerjakan dirumah masing masing .menurut keterangan karyawan yang tidak mau disebut namanya .

Upah para pecanting bisa diambil setiap hari Sabtu. Upah dihitung per kain yang sudah selesai decanting dengan upah per kain satu potong potong 30 ribu rupiah.Selain itu Suparna juga memimpin di beberapa Perusahakan dengan jabatanya sebagai Direktur dan juga Komisaris menurut pengakuanya Suparna kepada Wartawan dirinya terjun di Dunia Bisnis ini murni dari hati yang paling dalam ,kami berangkat dari anak petani yang tinggal di Dusun terpencil Dusun Semin Desa Widoro Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri ‘ jelas Suparna menutup pembicaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar