Rabu, 10 Agustus 2011

Alat Penjualan Tiket Elektrik Pelabuhan Bakauheni Rusak

LAMPUNG, TRIBUNEKOMPAS.
By: JEFRI.


- Seluruh alat pendeteksi tiket elektrik yang ada di belakang ruang loket Pelabuhan Bakauheni rusak. Petugas akan menggunakan sistem manual untuk melayani pemudik nanti.

“Sudah lama rusak dan belum mendesak diperbaiki karena tidak terlalu signifikan terhadap pelayanan penjualan tiket,” kata Manajer Operasional PT Indonesia Ferry atau Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Cabang Bakauheni Heru Purwanto, Rabu, 10 Agustus 2011.

Menurut Heru, kerusakan sepuluh alat yang disebut Wing Barrier itu disebabkan oleh tegangan listrik di pelabuhan yang tidak stabil. Meski rusak, petugas masih memberikan tiket elektrik berbentuk seperti kartu anjungan tunai mandiri itu kepada calon penumpang. Kartu itu kemudian diserahkan kembali kepada petugas untuk mengecek jumlah penumpang yang naik ke kapal.

Saat membeli tiket, para calon penumpang diminta menyerahkan nama, umur, dan alamat sesuai dengan kartu tanda penduduk agar dicatat dalam manifest pelayaran. Setelah membayar tiket, penumpang mendapat tanda bukti pembayaran yang akan kembali dicek di atas koridor masuk kapal. “Sistem manual seperti itu lebih mudah dan waktu pelayanan tidak bertele-tele. Antrean panjang di loket bisa diatasi,” katanya.

Heru mengatakan sistem elektrik dengan wing barrier seperti itu membutuhkan waktu pelayanan lebih lama. “Banyak penumpang yang gagap teknologi. Petugas jadi lebih repot,” ujarnya.

Sepuluh alat yang baru berusia satu tahun itu kini mangkrak. Padahal alat itu dibeli dengan dana ratusan juta rupiah karena harga satu unitnya diperkirakan Rp 12-15 juta.

Untuk Lebaran nanti PT Indonesia Ferry membuka lima loket, yaitu empat loket untuk kapal Roll on-Roll off (Ro-Ro) dan satu loket untuk melayani penumpang kapal cepat. Harga tiket kelas ekonomi untuk kapal Ro-Ro adalah Rp 11.500 dan Rp 7.000 untuk anak-anak. Sedangkan harga tiket kapal cepat Rp 30 ribu untuk dewasa dan Rp 15 ribu untuk anak-anak.

PT Indonesia Ferry akan mengerahkan 38 kapal Ro-Ro yang akan melayani 80 hingga 120 perjalanan setiap hari. Juga mengoperasikan dua unit kapal cepat yang dioperasikan jika cuaca mendukung.

Jumlah kapal cepat yang melayani penyeberangan Bakauheni-Merak menyusut tajam, dari 12 unit tahun lalu menjadi 2 unit tahun ini. Penyusutan jumlah kapal cepat itu diduga karena pemilik kapal merugi akibat sepi penumpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar