Senin, 09 Juli 2012

Hingga Tadi Malam Jalur Sumatera Masih Diblokade


LAMPUNG, (TRIBUNEKOMPAS)  By: Leo. S. 




-   Ribuan warga Lampung Selatan kemarin mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas umum. Amuk itu dipicu ucapan Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza yang dinilai melecehkan lembaga adat setempat. "Semestinya, sebagai seorang pemimpin, tidak sembarangan berucap. Dia terlalu arogan," kata Ketua Liga Mahasiswa Nasional Demokratik, Zailani.

Hingga tadi malam, massa masih bertahan di jalan lintas Sumatera ruas Bakauheni-Bandar Lampung. Ban-ban bekas dibakar dan puluhan pohon ditempatkan melintang di tengah jalan di Simpang Gayam. Akibatnya, lalu lintas macet sepanjang hampir 30 km.

Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Harry Muharram, yang memimpin pasukan, berusaha bernegosiasi dengan warga. Negosiasi buntu dan warga tetap bertahan dengan menenteng senjata tajam.

Mereka menuntut polisi membebaskan warga yang ditahan, mengobati warga yang terluka, dan mengembalikan kendaraan roda dua yang disita dalam kerusuhan beberapa jam sebelumnya.

Dari pengamatan Tribunekompas, ratusan anggota Polres Lampung Selatan, Satuan Brigade Mobil Polda Lampung, Brigif Marinir Piabung, dan Batalion 143 bersiaga. "Sebisa mungkin kami menghindari tindak kekerasan. Negosiasi harus tetap jalan," kata Harry Muharram.

Awalnya, ribuan warga di Lapangan Radin Intan, Kalianda, mendengarkan kata maaf dari Rycko Menoza. Putra sulung Gubernur Lampung Sjachroedin Zainal Abidin Pagaralam itu menyanggupi tuntutan warga. "Saya sampaikan permintaan maaf dari hati yang paling dalam atas keteledoran dan kesalahan ucap yang telah menyakiti warga Lampung Selatan. Saya minta maaf," kata Rycko, tergetar.

Seusai pidato, mendadak ratusan warga melempari Bupati Lampung Selatan itu dengan berbagai botol minuman dan batu. Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Lampung itu dievakuasi oleh puluhan anggota polisi dan TNI.

Lima pemuka marga Lampung Selatan, yaitu marga Dantaran, Ketibung, Legun, Ratu, dan Rajabasa, yang berusaha menahan amarah warga, malah jadi sasaran kekesalan massa. Sebelumnya, massa yang tergabung dalam Forum Warga Lampung Selatan itu juga terlibat dalam penumbangan patung Zainal Abidin Pagaralam, yang merupakan kakek dari Rycko Menoza.

"Saya sayangkan peristiwa itu. Bupati sudah meminta maaf dan secara kesatria menyampaikan secara langsung di muka umum," kata Zainal Abidin, pemuka adat marga Dantaran. Muharram juga sangat heran. "Agaknya ada agenda lain. Kemarahan warga tidak wajar. Kami akan mengusut insiden ini."

Warga diduga menjadi beringas setelah aparat keamanan menyerang mereka yang tidak terlibat aksi unjuk rasa. Dua orang anak terkena gas air mata dan harus dilarikan ke rumah sakit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar