Kamis, 28 Maret 2013

Solar Langka Sopir Bus Menjerit

GUNUNGKIDUL, (TRIBUNEKOMPAS) 
By: Gaib WP. 

– Pembatasan solar bersubsidi ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Wonosari menyebabkan ratusan kendaraan harus mengantre cukup panjang. Senin (27/3/2013) malam, di SPBU Tegalsari, Siraman, Wonosari, antrean kendaraan yang hendak membeli solar mengular hingga ratusan meter.

Meski sudah mengatre hingga berjam-jam, warga yang hendak membeli solar harus gigit jari. Pasalnya, kendaraan pengangkut solar yang ditunggu-tunggu tidak datang. Padahal, stok solar yang dimiliki oleh SPBU di Tegalsari, Siraman tersebut sudah habis sejak sore hari.

Pantauan Pers, sejumlah SPBU di sekitar kota Wonosari kehabisan stok solar bersubsidi. Pengelola SPBU hanya menyediakan solar nonsubsidi yang harganya mencapai Rp 10.400 perliter. Namun, para pengemudi yang sudah antre enggan untuk membeli solar nonsubsidi karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan solar bersubsidi yang hanya Rp 4500 perliternya. Antrean kendaraan yang hendak membeli solar juga terjadi pada Rabu (27/3/2013) sore. Kendaraan-kendaraan bermesin diesel mengantre untuk mendapatkan solar di beberapa SPBU.

Menurut salah seorang pengemudi truk yang ikut mengatre, Giyono, dirinya memilih antre di SPBU Tegalsari, Siraman karena mendapatkan informasi kalau mobil tangki pengangkut solar akan datang pada pukul 22.00 WIB. Untuk itulah sejak pukul 17.00 kendaraannya sudah diparkirkan di dalam SPBU supaya bisa mendapatkan solar bersubsidi.

"Saya datang ke sini (SPBU Tegalsari) sejak sore tadi. Katanya solar akan datang jam 10 malam, kalau datang sejak sore kemungkinan masih bisa mendapatkan solar," katanya, saat ditemui di SPBU Tegalsari, Selasa (26/3) malam.

Namun setelah menunggu hingga enam jam, Giyono bersama puluhan warga yang mengatre terpaksa harus kembali tanpa mendapatkan hasil. Truk tangki pengangkut solar yang ditunggu-tunggu tidak muncul. Akhirnya, antrean kendaraan yang sudah mengular ratusan meter langsung membubarkan diri.

Salah satu sopir mini bus , Yatno jurusan Wonosari-Ngawen sempat dibuat emosi dengan kelangkaan bahan bakar solar ini. Dirinya hendak membeli solar dari SPBU Karangmojo berlangsung ke Gading, Playen, satupun tidak menemukan SPBU yang masih memiliki stok solar bersubsidi.

“Sebenarnya saya juga lewat SPBU yang menjual solar non subsidi, tapi dompetnya yang tidak mencukupi kalau harus membeli solar non subsidi. Alhasil saya mencari solar sampai ke Jogja.” Katanya.

 “Kalau sampai besok kondisinya masih seperti ini, dalam arti di berbagai SPBU tidak tersedia solar bersubsidi, kami pasti berhenti beroprasi. Kalau bahan bakarnya tidak  ada kami mau narik pakai apa?,” imbuhnya.

Selain itu menurut pengakuan dari Supriyanto, mandor angkutan desa jurusan Wonosari-Ngawen, banyak sopir yang terpaksa pulang, busnya mogok  karena tidak bisa mendapatkan solar untuk dibelinya. Bisa diperkirakan jumlah sopir yang terpaksa pulang tersebut mencapai 50%.

“Saya berharap masalah ini segera terselesaikan. Kalau keadaannya seperti ini, kasian masyarakat kecil seperti kami. Untuk setoran hari-hari saja terkadang kurang. Malah sekarang ditambah lagi sekarang gejolak kelangkaan solar. Hal ini cukup membuat kami yang dasarnya sudah susah jadi tambah susah.” Kata Supriyanto.

Pengawas SPBU 44.55807 Tegalsari, Wonosari, Mujiyono mengungkapkan, solar bersubsidi sudah habis sejak sore hari. Pihaknya sebenarnya sudah mengajukan pembelian ke Depo Pertamina di Rewulu. Namun hingga Rabu (27/3/2013) pagi belum juga mendapatkan kiriman solar bersubsidi.

Sekretaris Daerah Gunungkidul, Budi Martono yang ditemui di Bangsal Sewokoprojo mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan mengenai kelangkaan solar bersubsidi di sejumlah SPBU di Wonosari. Untuk itu pemerintah daerah akan meminta tambahan kuota solar bersubsidi. Namun saat ini besaran kuota masih dihitung.

"Kita akan mengajukan tambahan kuota. Namun akan kita lihat kondisinya terlebih dahulu dua minggu ke depan,"katanya.

Budi berharap, kelangkaan solar di Gunungkidul hanya sebatas masalah teknis pengiriman saja. Sebab,jika kelangkaan solar ini terus terjadi, hal tersebut bisa berpengaruh terhadap industri yang ada di Gunungkidul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar