Selasa, 19 Juli 2011

Sekolah RSBI Mahal Itu Tidak Benar

WONOGIRI, TRIBUNKOMPAS.
By: WIWIK PRIYANTO.


-Surya Dharma Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional menjelaskan setelah selesai menjadi Inspektur Upacara di SMA N 2 Wonogiri jumlah pungutan (uang sumbangan-red) di Sekolah berlabel RSBI kemungkinan akan diatur dalam Peraturan Presiden.

Hal itu didasarkan pada tidak adanya keseragaman pungutan antar satu sekolah dengan sekolah lain. Saat ditanya berapa jumlah pungutan yang ideal bergantung dari masing-masing masingdaerah.“Kemungkinanakan akan diatur soal pungutan itu.

Berapa pungutan yang ideal untuk sekolah-sekolah RSBI. Memang sangat tergantung pada kondisi daerah masing-masing. Tapi saya kira pemerintah sudah mempunyai unit cost untuk RSBI berapa,” jelasnya Senin (18/7) saat berkunjung ke sejumlah sekolah RSBI di Wonogiri. Dia menambahkan, adanya orangtua yang berkeluh kesah bahwa pungutan dan biaya sekolah di RSBI itu mahal adalah keliru. Pernyataan itu
menurutnya muncul dari orangtua/wali yang secara keuangan mampu namun anaknya tidak diterima di sekolah RSBI karena tidak lolos saat tes seleksi ataupun nilai UN tidak mencukupi.

“Yang komplain itu biasanya justru orangtua yang mampu tapi anaknya
tidak diterima. Dan untuk anak berprestasi tapi tidak mampu secara keuangan, sekolah wajib mengurus semua biaya sekolah. Dengan catatan, anak itu benar-benar berprestasi. Kalau tidak, tidak bisa. Semua itu sudah ada aturan dari pusat, bahwa harus ada kuota 20 persen siswa dari masyarakat tidak mampu yang berprestasi,” lanjutnya.

Disinggung soal kunjunganya ke Wonogiri dia mengatakan merupakan bagian dari perintah menteri untuk mencanangkan pendidikan karakter mulai tahun pelajaran 2011/2012 ini. Sementara dari hasil kunjungan ke beberapa sekolah RSBI (SMA N 2 Wonogiri, , SMPN 1 Wonogiri,SMKN 2 Wonogiri] dirinya mengaku baru sebatas melihat kondisi sekolah. Secara infrastruktur, sekolah RSBI di Wonogiri masih kurang memadai. Tapi yang terpenting adalah bagaimana proses pembelajaran bisa berjalan.

“Infratstruktur bisa secara bertahap. Tapi yang paling penting adalah proses pembelajaran. Untuk sekolah RSBI secara nasional hanya ada 600-an sekolah. Dari total 250.000 sekolah di seluruh Indonesia. Jadi jumlahnya masih kecil,” terang Surya Darma kepada Tribun Kompas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar