Selasa, 23 Agustus 2011

Aktivitas Papandayan Terus Naik

BANDUNG, (Tribunekompas)
By: Tonny.S.


- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr Surono, mengatakan tren aktivitas Gunung Papandayan, yang belum lama dinaikkan statusnya menjadi siaga atau level III, belum turun. "Kecenderungannya tetap naik (aktivitasnya)," katanya di Bandung, Selasa, 23 Agustus 2011.

Dia mengakui kondisi Papandayan mencemaskan mengingat akumulasi energi yang terkumpul akibat aktivitas gunung itu sudah menyamai kondisi saat gunung itu meletus pada 2002 lalu. Kendati aktivitasnya sudah menyamai, belum menunjukkan aktivitas yang bisa memenuhi persyaratan untuk menaikkan statusnya menjadi siaga atau level IV. "Kalau ukurannya (letusan gunung itu) 2002, Papandayan sudah meletus, ini belum," kata Surono.

Surono mengatakan gunung itu sempat menunjukkan kondisi kritis pada 19 Agustus 2011 lalu. Saat itu, aktivitas kegempaan yang terjadi berurutan sudah menembus 45 kali hingga dini hari keesokan harinya. Mengacu pada kondisi sebelum meletus pada 2002 lalu, aktivitas kegempaannya sempat menembus 60 kali sehari sebelum melonjak menjadi ratusan kali sehari dan disusul letusan beberapa menit kemudian.

Namun, kata Surono, aktivitas gunung itu mereda pada 20 Agustus, kendati tren aktivitas kegempaannya masih cenderung terus naik. Kendati trennya terus naik, akitivitas kegempaannya belum menembus kondisi yang sempat terjadi pada 19 Agustus lalu. "Relatif ada di bawah itu, tapi secara keseluruhan cenderungnya terus naik, belum pernah turun," katanya.

Menurutnya, aktivitas yang paling menonjol di puncak gunung itu terjadi di Kawah Mas. Di sana, paparnya, kadang terlihat asap yang membumbung lebih tinggi, serta bau belerang lebih menyengat dari biasanya.

Surono berharap aktivitas gunung itu terus turun kendati di atas kertas energi yang tersimpan sudah melampaui saat gunung itu meletus pada 2002 lalu. "Saya tidak tahu apakah dia akan turun atau naik, tapi bisa saja dari siaga terus turun (aktivitasnya)," katanya. "Mudah-mudahan enggak meletus. Kalau meletus pas Lebaran kan enggak elok."

Kondisi Gunung Papandayan sempat dibahas di rapat koordinasi menghadapi Lebaran di Jawa Barat yang digelar di Gedung Sate, Bandung, yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Dede Yusuf. Di rapat itu, Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana, PVMBG, Gatot Mohammad Sudrajat, memperingatkan gunung itu harus diwaspadai, mengingat statusnya sudah berada di level siaga. "Dia belum memberikan pesan siaga, sementara masih berpesan pada kita siaga dulu aja," katanya.

Gatot mengatakan rencana tanggap darurat sudah dipersiapkan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat untuk menghadapi kemungkinan meletusnya gunung itu. "Sementara rekomendasi kita, radius 2 kilometer dari puncak harus free," katanya.

Gatot menjelaskan pola kegempaan, defromasi, dan pengamatan atas susunan kimia air di kawah gunung itu menunjukkan dengan membandingkan pola letusan tahun 2002, akumulasi energinya sudah melampaui kendati aktivitasnya yang kasat mata belum terlihat. "Ada supply, ada akumulasi energi, tapi belum mampu menjebol itu," katanya. "Makanya tingkat siaga ini kita pertahankan terus."

Dia menjelaskan letusan Papandayan sifatnya bisa eksplosif seperti tahun 2002 atau sebaliknya, bersifat embusan atau freatik. Ancaman letusan gunung itu, kata Gatot, utamanya letusannya sendiri dan bencana sekundernya longsor material dari dinding kawah gunung itu. Longsoran material dinding kawah sempat terjadi di gunung itu saat letusan Gunung Papandayan pada 2002 lalu.

Potensi longsoran material ini bisa meluruk menyusuri jalur Sungai Cibarukbuk dan Sungai Cibalong Gede. Untungnya, katanya, intensitas hujan belum tinggi. "Kalau longsor tahun 2002 itu pas puncak musim hujan November, longsoran tetap diwaspadai hanya agak tenangnya sekarang tidak hujan," kata Gatot.

Di rapat koordinasi itu, perwakilan Pemerintah Kabupaten Garut menjelaskan jika longsor akibat letusan gunung itu mencapai jalan di Cisurupan, ribuan warga di 16 kecamatan bisa terisolasi. Jalan yang dimaksudnya itu adalah jalan yang melintasi Cigedug menuju Bayongbong, Garut. Pemerintah Garut tengah menyiapkan jalur alternatif pengungsian jika jalan itu tertutup.

Kepala BPBD Jawa Barat Udjwalprana Sigit mengatakan pihaknya sudah menyiapkan dan menentukan zona evakuasi dan jalur evakuasi jika gunung itu meletus. Alat yang dibutuhkan untuk itu pun sudah disiapkan di seputaran gunung itu. Dia memperkirakan ada sekitar 30 ribu warga dari 5 desa yang akan terpaksa mengungsi jika Gunung Papandayan meletus.

Wakil Gubernur Dede Yusuf meminta agar semua pihak mempersiapkan diri jika terjadi perubahan aktivitas gunung itu. Termasuk, katanya, kemungkinan lontaran material gunung itu menuju Kota Garut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar