WONOGIRI, (Tribunekompas) By: Wiwik Budipriyanto.
- Ikan nila hasil budidaya nelayan karamba apung di perairan waduk rutin menjadi salah satu pemasok hasil ikan ke Amerika dan Jepang. Ikan-ikan itu diekspor dalam keadaan hidup. Sedangkan ikan yang dijual dalam bentuk potongan dijual di pasar
lokal, yakni di Semarang. Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan, Rullly Pramono Retno didampingi Kabid Perikanan Heru Soetopo, sebelum
membuka sarasehan antara Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (KOWAPI) Wonogiri dengan bupati di gedung Jet Ski Waduk Gajah Mungkur, kemarin.
“Untuk ikan yang stres dan ukurannya tidak memenuhi standar dibeli oleh kelompok nelayan dengan harga lebih murah. Bukan harga ekspor. Ikan yang bisa diekspor harus memiliki berat 8 ons ke atas,” katanya. Di sisi lain sebaran benih tiap tahun di area waduk minimal 100.000 benih. Dengan jumlah nelayan sekitar 1.200 dalam 50 kelompok, sebaran benih itu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tangkapan nelayan. “Benih-benih itu baik dari pengadaan APBD Kabupaten, Provinsi, swadaya nelayan, dan pihak ketiga.
Namun penangkapan ikan tetap harus memenuhi aturan. Dilarang memakai jaring yang
ukurannya di bawah dua inchi,” lanjutnya. Terkait luas genangan waduk yang bisa
dikembangkan menjadi karamba dikatakan baru sekitar 40 persen. Sebanyak 60 persen
belum dimanfaatkan. Total area genangan yang bisa diberdayakan sebagai waduk seluas
260 hektare. Sarasehan KOWAPI dengan Bupati Danar Rahmanto diikuti dengan penebaran benih ikan di enam petak karamba di bawah naungan KOWAPI.
Ditempat terpisah penjual ikan yang terletak di jalan raya antara Wonogiri ke Waduk Gajah Mungkur Bu Tentrem mengatan dirinya selain menjual ikan nilai yang dihasilkan dari Karamba Gajah Mungkur Bu Tentrem juga mendatangkan ikan teri dan Wader Pari juga
Udang semuanya dari Semarang dengan masing-masing harga Ikan teri 1 kg 60 ribu
rupiah ,Udang 1 kg100 ribu rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar