Minggu, 20 November 2011

Pencarian Cessna di Burangrang Dilanjutkan Minggu

BANDUNG, (Tribunekompas)
By: Tonny.S.


- Pencarian korban pesawat Cessna PK-NIP milik Nusa Flying International School di kawasan sekitar hutan Bukit Gedogan, di punggung pegunungan Burangrang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu 19 November 2011, sementara dihentikan. Penyisiran akan lanjutkan Ahad 20 November 2011.

"Karena cuaca yang kurang mendukung, hujan, dan waktu sudah sore, kami turun dulu. Selain itu saat penyisiran tadi kekuatan sinyal Direction Finder (perangkat pelacak sinyal alat penerbangan) juga sempat melemah,"ujar Agung Priambodo dari Badan SAR Nasional di Situ Lembang, Bandung Barat, Sabtu malam 19 November 2011.

Penyisiran akan dimulai dengan pendakian menuju Gedogan atau sekitar punggung selatan Gunung Burangrang dari Situ Lembang. "Penyisiran akan dilakukan dengan mendaki hingga ke puncak Gedogan III (sisi selatan puncak Gunung Burangrang), lalu menuruni medan terjal ke sekitar koordinat lokasi di Gedogan I," kata Agung.

"Penyisiran di Gedogan sepanjang hari besok akan kami maksimalkan meskipun ada kemungkinan sinyal Direction Finder menghilang,"imbuhnya.

Sementara itu pemandu tim Basarnas, Anang menyebutkan, penyisiran Sabtu siang berlangsung selama empat jam. Mulai mendaki dari hutan sekitar 1 km selatan Situ Lembang sekitar pukul 12.00 dan kembali pukul 16.30.

"Kami mulai mendaki selama sekitar 2 jam sampai hutan di bawah Gedogan lalu turun lagi selama 2 jam perjalanan,"katanya.

Adapun pencarian besok, Anang memperkirakan akan waktu 3,5 jam untuk satu kali perjalanan. "Karena setelah mencapai puncak Gedogan III, kami butuh waktu lebih untuk menuruni tebing terjal setinggu 200 meter menuju lokasi koordinat di Gedogan,"jelasnya.

Pantauan Tribunekompas, usai penyusuran Sabtu siang hingga sore, tim Basarnas beristirahat di tepi danau Situ Lembang. Malam ini mereka akan menginap di barak latihan pertempuran hutan Komando Pasukan Khusus di tepi danau itu juga. "Besok pendakian akan kami mulai sekitar pukul 07.00 pagi dengan kekuatan personel sekitar 20 orang," tandas Agung.

Seperti diketahui, pesawat latih milik sekolah penerbangan itu terbang dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta dengan tujuan Cirebon pada Rabu pagi 15 November 2011 namun kemudian menghilang.

Pesawat yang hilang kontak pada ketinggian 7.500 kaki dan diduga jatuh itu diawaki Kapten Partogi Sianipar, 25 tahun, sebagai instruktur, serta dua siswa, yaitu Muhamad Fikriansyah, 18 tahun, dan Agung Febrian, 30 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar