Kamis, 10 November 2011

Uap Panas Muncul di Desa Pondok

WONOGIRI, (Tribunekompas)
By: Wiwik Budipriyanto.


- Uap panas berbau seperti ubi jalar rebus muncul dari dalam tanah di area pencucian mobil di wilayah Dusun Pondok Wetan, Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo.
Kali pertama munculnya uap itu diketahui oleh Bisbiyanto (40) warga setempat yang
biasa mencuci mobil.

“Tadi pagi sekitar jam 07.00 WIB saya lihat kok ada asap dari tanah tepat di bawah tong penampung air ini. Akhirnya saya ambil pipa paralon dansaya tancapkan, tapi pipanya mengkeret karena panas. Tadi sempat saya coba bakar tapi tidak menyala,” katanya Rabu (9/11).

Selain panas pada tanah yang digali, batu yang ada di dalam pun turut panas. Bahkan pondasi tempat tong penampung air diletakkan juga hangat. Secara kasar, panasnyaa sekitar 40 derajat celcius. Pihak Polsek Ngadirojo pun langsung memasang garis polisi untuk berjaga-jaga jika saja uap atau gas itu berbahaya.

Kapolsek Ngadirojo AKP Darmanto mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan
pihak kecamatan. Pihak kecamatan diminta koordinasi dengan dinas terkait. “Kita pasang garis polisi untuk antisipasi, karena belum jelas ini uap atau gas apa. Pihak kecamatan juga sudah kami minta untuk koordinasi dengan dinas terkait,” jelasnya.

Patrem Joko Priyono Kepala Bidang Sumber Daya Mineral Dinas Pengairan Energi dan Sumberdaya Mineral (PESDM) mengatakan sudah melihat langsung ke lokasi. Adanya uap panas yang muncul ke permukaan memang bisa terjadi karena ada sumber panas di kedalaman tanah.

“Memang bisa terjadi seperti itu. Di dalam tanah kemungkinan ada semacam bekas intsrusi magma dan memanasi air tanah yang ada di kedalaman. Uap akhirnya ke atas karena kebetulan ada zona lemah atau patahan atau retakan batuan,” terangnya.

Meski begitu masih terlalu dini untuk memastikan apakah uap itu murni uap panas atau
ada kandungan gas. Pihak dinas telah meminta bantuan Dinas Energi dan Sumberdaya
Mineral Provinsi untuk melakukan pemeriksaan ke lokasi.

“Tadi kami hanya pengamatan karena alat untuk memeriksa kami tidak punya. Yang punya provinsi. Sudah kami minta bantuan dan besok (hari ini-red) akan menuju lokasi. Yang pasti semua masih perlu dipelajari lebih lanjut dengan data pendukung geologi lainnya,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar