GUNUNGKIDUL, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Gaib Wisnu Prasetyo.
- Puluhan kru angkutan kota (angkot) Wonosari yang tergabung dalam Paguyuban Angkutan Kota Handayani mogok kerja, Rabu (13/2/2013), menuntut Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) setempat bertindak tegas terhadap angkutan pedesaan yang sering menyerobot penumpang.
Sebagai bentuk protes, puluhan kru angkot memarkirkan kendaraanya di kantor Dishubkominfo. Mereka melakukan audensi dengan Kepala Dishubkominfo Gunungkidul, Ir Purnama Jaya M.UM. Sopir angkot merasa dirugikan oleh ulah angkutan pedesaan (angkudes) yang melanggar kesepakatan awal tentang pembagian jalur antara angkudes dan angkot.
Anggota
paguyuban angkot Handayani menuntut ketegasan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatoka Kabupaten Gunungkidul. Para supir angkot mengeluhkan sepinya
penumpang sejak beberapa tahun terakhir dan belum mendapat tanggapan yang
berarti dari Dishub dalam permasalahan ini.
Sejak Pukul 10.00 Rabu (13/02)
para supir angkot memlih untuk tidak mengangkut penumpang dan berkumpul di
simpang empat Siyono untuk bersama-sama menuju kantor Dinas Perhubungan
demi melakukan audensi mencari jalan keluar dari masalah yang telah dirasakan
sejak sepuluh tahun lalu, mereka merasa dirugikan karena banyaknya angkutan
desa yang menyerobot jalur yang harusnya digunakan angkutan kota dan berimbas
pada sepinya penumpang mereka.
Koordinator
kru angkot, Paidi, mengungkapkan, angkutan kota sudah ada sejak 3 Maret 2003.
Awalnya, dinas sudah membuat draf pengaturan jalur yang harus disepakati sesuai
aturan yang ada.
Namun, hingga saat ini belum dilaksanakan secara maksimal dan sesuai aturan sehingga banyak angkutan desa yang menyerobot penumpang di jalur angkot.
Namun, hingga saat ini belum dilaksanakan secara maksimal dan sesuai aturan sehingga banyak angkutan desa yang menyerobot penumpang di jalur angkot.
"Kami hanya meminta dinas melaksanakan draf yang sudah disepakati, kemudian menindak tegas oknum yang melanggar," ucapnya.
Selain itu, dalam audensi tersebut
para sopir angkot menuntut Dinas Perhubungan agar segera menertibkan angkutan
desa yang melanggar kesepakan awal dan segera memperbaiki terminal baru yang
dirasa para sopir sepi penumpang.
“Bayangkan Mas, masa terminal baru
saja ditempati sekitar 2 bulan kok sekarang hancur lebur ? Mungkin ada kongkalikong
saat tender proyek dulu apa ya ?” keluh sopir angkot.
Seperti diketahui, Terminal Type A
yang baru saja diresmikan penggunaannya akhir tahun 2012 silam, saat ini
kondisinya memprihatinkan. Banyak lobang dan genangan air, padahal, terminal
baru ini telah menelan anggaran milyaran rupiah dari APBN, APBD Provinsi maupun
APBD Kabupaten Gunungkidul.
‘’Masalah ini kompleks kami akan menindaklanjuti dan mencari kesepakatan antara angkutan desa dan kota dan memberikan evaluasi yang apabila nanti ada yang melanggar lagi akan ditindak lanjuti secara tegas dan terkait terminal yang sepi penumpang masalah tidak bisa diselesaikan secepatnya kami sudah berusaha namun hal ini sangat kompleks” katanya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar