Minggu, 10 Februari 2013

Dikira Korban Penculikan, Ternyata Tewas di Sungai

GUNUNG KIDUL, (TRIBUNEKOMPAS)  
By: Gaib Wisnu Prasetyo.   

Teka-teki hilangnya seorang siswi kelas lima SD Gedangan 1 Banjardowo, Gedangrejo, Karangmojo, Mita Dewi Andini (11) yang sempat menghebohkan karena diduga menjadi korban penculikan terungkap sudah. Jumat (8/2) petang, gadis cilik itu ditemukan menjadi mayat di Sungai Oya Desa Ngawis, Karangmojo sekitar 2 kilometer dari kediamannya. Ditemukannya jasad korban sekaligus meyakinkan banyak orang bahwa siswi SD kelas 5 itu benar-benar bukan menjadi korban penculikan seorang pengendara mobil boks yang selama ini berkembang luas.

Via (10) teman korban sebagai saksi kunci menjelaskan asal mula kejadian hingga jasad Mita Dewi Andini ini akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa tepat pada hari ketiga dilaporkan hilang. “Teman korban, Via akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya, bahwa usai membeli lem dan kertas, keduanya pulang tidak melalui jalan darat, tetapi memilih potong kompas dengan melewati sungai. Mita terpeleset dan jatuh hingga terbawa arus sungai,” kata Kasat Sabhara Polres Gunungkidul, AKP. Tri Pujo Santoso.

Jenazah korban akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi dari Sungai Oya, Desa Ngawis, Karangmojo dalam keadaan telah membusuk. Proses evakuasi berjalan cukup lama karena keberadaan sungai tersebut selain banjir juga bermedan berat dengan kondisi jalan yang sulit. Usai dievakuasi jenazahnya langsung dikirim ke RSUD Wonosari untuk dilakukan Visum et repertum dokter dan petugas indentifikasi kepolisian

Sementara itu, suasana kediaman Mita Dewi Anjani masih dipadati kerabat dan tetangga Mita yang turut menghibur Jumanto, 40, dan Wasilah, 40, orang tua korban di Banjardowo, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Mereka masih terlihat shock ketika beberapa aparat kepolisian mengunjungi untuk mencari keterangan lebih lanjut mengenai hilangnya anak kedua pasangan petani dan buruh bangunan itu.

Suasana Dusun mendadak menegangkan ketika sekitar pukul 13.30 WIB tersiar kabar bahwa Mita kemungkinan terseret arus aliran Kali Sinan yang mengalir membelah dusun itu ketika hujan lebat datang Selasa (5/2/2013) lalu. Warga dibantu aparat kepolisian yanga ada di lokasi langsung turun ke sungai untuk menyusuri kemungkinan bahwa Mita terseret arus.

Jumanto sempat menyapa ketika warga tengah mencari. Ketika beberapa warga menemukan payung yang diduga dibawa Mita, Jumanto sempat terkejut tetapi setelah memastikan bahwa payung yang ditemukan berbeda dengan yang dibawa anaknya, Jumanto tampak sedikit lega.

“Itu bukan payung anak saya, payungnya lebih besar dari yang ditemukan,” ujarnya kepada wartawan.
Suasana tenang tak berjalan lama, beberapa saat kemudian, tangis keluarga Mita sempat pecah ketika sekitar pukul 15.00 WIB warga menemukan sandal bagian kanan Mita. Wasilah dan Jumanto langsung menangis tersedu-sedu dan tidak dapat mengatakan sepatah kata pun ketika mengetahui kenyataan itu.

Sementara itu, tim gabungan warga dan kepolisian yang menyusuri sungai berhasil mengevakuasi dan mencari identitas jenazah yang ditemukan tersangkut di pinggiran Sungai. Setelah memastikan bahwa jenazah tersebut betul-betul Mita, mereka langsung mengangkat dan melarikan jenazah itu ke rumah Duka.
Setibanya di rumah duka, keadaan rumah Mita sudah dipadati para pelayat. Kedua orangtua Mita hanya mampu termenung melihat kondisi jenazah Mita yang tewas mengenaskan.

Gito, salah satu warga yang turut membantu pencarian mengatakan, rencanannya jenazah Mita akan langsung dimakamkan di pemakaman keluarga Mita. “Rencananya jenazah ini akan langsung dimakamkan di pemakaman dukuh sini” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar