Kamis, 21 Maret 2013

Rumah Janda Tak Layak Huni Ambruk

GUNUNGKIDUL (TRIBUNEKOMPAS)  
By : Gaib WP.  

Ironis dan mengenaskan nasib Tuginem (71) warga Dusun Beji, Desa Beji, Ngawen, Gunungkidul. Sudah dirinya sakit parah akibat busung lapar, rumahnya yang memang sudah tak layak huni ambruk, Senin (18/3) lalu. Akibatnya, janda tua ini tertimbun reruntuhan rumahnya tersebut. Meski tak mengakibatkan korban jiwa, namun dia mengalami sedikit luka-luka dan shock. 

“Awalnya rumah saya ini mau diperbaiki sama tetangga kanan kiri. Namun karena kondisinya sudah tua dan rapuh, saat salah satu tiang penyangga hendak diturunkan justru menarik balok kayu diatasnya. Dan kayu lapuk itu justru patah, akhirnya seluruh rumah ambruk, rata dengan tanah. Saya yang diranjang karena sakit, sempat tertimpa reruntuhan rumah.” Kata Tuginem.

Dikisahkan tetangga korban, Sumarno, sudah hampir dua tahun ini Tuginem menderita sakit busung lapar dan komplikasi jantung. Otomatis kondisi janda beranak dua ini hanya tergeletak diranjang tanpa bisa beraktivitas seperti orang lain. Bahkan untuk keperluan MCK saja mesti dibantu familinya. Sementara itu, kedua anaknya yang bekerja serabutan diluar kota untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Herannya, dengan kondisi seperti itu Tuginem sama sekali nggak punya dana untuk berobat, bahkan jamkesmas pun dia nggak punya.

“Memang dia sempat beberapa kali rawat inap di rumah sakit, dulu sih menggunakan Jamkesmas. Namun entah mengapa dia saat ini tidak memperoleh Jamkesmas lagi. Akibatnya penyakit busung lapar akibat kekurangan gizi, saat ini merembet ke gangguan ginjal dan jantung hingga perutnya membusung seperti itu. Lalu karena rumahnya juga rusak, lantas diusulkan agar mendapat BRTLH (Bantuan Rumah Tidak Layak Huni - Red) dari Kemenpera. Setelah dana cair dan mau dimulai rehab, eeeh rumahnya sudah ambruk. Saya sebagai tetangga berharap kepedulian pemkab agar mau membantu Mbok Tuginem ini. Baik itu bantuan untuk kesehatannya, juga untuk membangun rumahnya yang ambruk ini.” Pinta Sumarno.

Ditambahkan tetangga yang lain, bantuan rehab rumah senilai Rp 6 juta ternyata jauh dari mencukupi untuk merenovasi rumah itu, “Bayangkan Mas, untuk beli semen, pasir, besi dan batako saja masih nombok. Apalagi katanya pihak yang dibantu mesti swadaya agar rumahnya layak huni. Lha swadaya darimana, orangnya saja sakit parah seperti itu ? Mestinya pemkab bijaksana dan mau mengulurkan tangan memberi bantuan agar rumah ini bisa direhab. Tak hanya itu, kalau memang Mbok Tuginem ini nggak dapat Jamkesmas, mohon dibantu Jamkesta atau apalah, agar dia bisa berobat.” Katanya.

Sementara itu, BPBD dan Tagana bertindak sigap dengan mengirimkan bantuan alakadarnya serta tenaga untuk emngevakuasi rumah yang telah rata dengan tanah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar