Selasa, 16 April 2013

Kaca Mobil Dipecah Uang 23 Juta Disikat

WONOGIRI, (TRIBUNEKOMPAS)  
By: Wiwik Priyanto.  

-  Kejadiannya berlangsung sangat cepat, sementara pemilik mobil itu sedang makan, uangnya di dalam mobil raib di jarah maling.

''Secara kebetulan saya melihat dari depan rumah, ada pembonceng sepeda motor yang turun dan
memecah kaca mobil sisi kiri belakang,'' ujar Ny Wahyu (30) yang rumahnya berada di sisi timur warung
sate. Melihat aksi pemecah kaca yang mengambil tas dari dalam mobil, warga RT 2/RW 1 Lingkungan
Bahuresan, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota ini, spontan meneriaki tukang parkir Edi. ''Pak
Edi, ada maling memecah kaca mobil dan mengambil tas,'' ujarnya.

Karena tukang parkir Edi tidak mendengar, serta merta Ny Wahyu mendatangi pemilik mobil yang
berada di dalam warung sate, untuk memberitahukannya. Spontan, Faryd Ubaidillah SP (29), sebagai
pemilik mobil Jeep Suzuki Katana warna biru tua AD 8029 BD, beranjak keluar. Tapi penjahat yang
memecah kaca mobil dan mengambil tasnya, buru-buru kabur dengan membonceng sepeda motor
sejenis Honda Vixion warna putih. Dia kabur ke selatan melalui gang barat Gudangseng.

''Kalau nomor sepeda motornya saya tidak menghapalkan. Yang jelas, penjahat yang turun dan
memecah kaca mobil memakai kaos hitam dan celana coklat, serta memakai topi,'' tutur Ny Wahyu.
Rekannya yang siap di sepeda motor, berambut gondrong pakai helm dan mengenakan baju putih.

Faryd, Asisten Manager PT Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hijau Lestari II, menyatakan, baru saja
mengambil uang Rp 20 juta dari Bank Mandiri. ''Tapi di dalam tas ada uang Rp 3 juta dan laptop,''
tuturnya. Kasus ini, segera dilaporkan ke polisi. Kapolres Wonogiri AKBP Dra Tanti Septiani, langsung
menerjunkan Kabag Ops Satreskrim Iptu Khariri dan Kapolsekta Wonogiri Kota, AKP Hadijah Shahab
bersama jajarannya.

Seketika itu pula, kasus kejahatan ini disebarluaskan melalui alat komunikasi (alkom) kepolisian, untuk
dilakukan pengejaran dan pencegatan. Kasus ini, mendapatkan perhatian untuk dilakukan pendalaman,
dalam upaya pengungkapannya.

Kata Faryd, dia terbiasa melakukan pengambilan uang ke bank, dan itu selalu dilakukan sendirian.
Pernah, ungkapnya, mengambil uang Rp 200 juta juga sendirian. Dengan kejadian tersebut, dia
merasa 'gela' (kecewa) mengapa tas berisi uang dan laptok miliknya, tadi tidak ikut dibawa serta ketika
masuk ke warung sate.

Menjawab pertanyaan aparat kepolisian di lokasi kejadian, Faryd, menyatakan, sepertinya sejak masih
di loket bank, telah ada orang yang senantiasa memperhatikannya. Walau demikian, dia tidak menaruh
curiga itu sebagai penjahat yang menguntitnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar